Mengamati Perkembangan Tren Pakaian Pria dengan Nuansa Feminin
Sejumlah desainer menswear independen telah mengubah pandangan umum tentang femininity, dan tren ini tampaknya akan terus ada.
Di masyarakat kita, fashion sering kali dikotakkan menjadi womenswear dan menswear. Namun, dengan identitas gender yang semakin cair, karya-karya desainer menunjukkan bahwa kejantanan memiliki banyak variasi; femininity bisa diadopsi oleh siapa saja. Trend femininitas dalam menswear, khususnya di koleksi terakhir, telah menjadi perhatian utama—dan kini telah berkembang menjadi kategori tersendiri.
Saya pun berpikir kembali: mengapa wanita yang mengenakan pakaian maskulin diterima secara sosial, namun pria yang mengenakan pakaian feminin sering kali mendapatkan reaksi negatif?
Kita sebenarnya sudah melihat ini sebelumnya: perhatikan busana panggung David Bowie, Elton John, dan Freddie Mercury di tahun ’80-an; kemunculan tren gender-neutral dan unisex fashion yang diperkenalkan Rad Hourani di akhir 2000-an; sorotan terhadap koleksi J.W. Anderson yang penuh dengan halter dan crop tops di tahun 2014; serta kesuksesan Alessandro Michele di Gucci, yang berhasil mengaburkan garis pemisah antara https://styleandshoppe.com/ womenswear dan menswear dengan konsep ‘shared wardrobe’; di samping itu, pria telah lama mengenakan womenswear. Contohnya, Kanye West sering kali mengenakan Céline pada masa Phoebe Philo—saat itu, label tersebut hanya memproduksi womenswear.
Namun, baru pada tahun 2021 inilah kita mencapai tahap di mana feminine menswear diakui secara luas. Andai saja perkembangan dalam setengah abad terakhir berlangsung lebih cepat… betapa beragamnya fashion saat ini! Tampilan feminin kini mulai diwakili oleh banyak merek independen, seperti Ludovic de Saint Sernin, Stefan Cooke, Palomo Spain, Harris Reed, Lazoschmidl, Alfin Varon, Ximon Lee, dan Nihl. Dengan desain yang memperlihatkan bagian tubuh sensitif seperti pinggang, perut, punggung, bahkan pantat, kreasi mereka terkesan sangat sensual. Ada pula label edgy yang tampil lebih sporty, mengadopsi elemen dari budaya club dan subkultur lainnya. Eckhaus Latta, Marine Serre, Telfar, Gmbh, Xander Zhou, Nicopanda, Pronounce, Acne Studios, Martine Rose, dan Charles Jeffrey Loverboy berhasil menargetkan pasar ini dalam dunia menswear.
Оставить комментарий